Data
spasial merupakan dasar operasional pada system informasi geografis. Hal ini
terutama dalam system informasi geografis yang berbasiskan pada system digital
computer. Namun demikian pemikiran tentang pemanfaatan data spasial ini
sebenarnya tidak hanya dilakukan pada operasional system informasi geografis
digital yang berlaku pada saat ini. Ptolomeus mencoba melakukan pemetaan pada
awal abad ke dua. Perkembangan yang cepat dalam teknologi digital computer saat
ini memacu perkembangan pemanfaatan data spasial dalam bentuk digital.
Kemudahan akses, manipulasi, dan duplikasi data hingga analisis terhadap data
spasial menjadi sangat mudah dengan bantuan teknologi digital ini.
Data
spasial memberikan amatan terhadap berbagai fenomena yang ada pada suatu obyek
spasial. Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai informasi alamat.
Dalam bentuk lain data spasial ini dinyatakan dalam bentuk grid koordinat
seperti dalam sajian peta ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk
citra satelit.
Data
spasial diperlukan pada saat-saat harus merepresentasikan atau menganalisis
berbagai informasi yang berkaitan dengan dunia nyata. Pengambilan data dari
dunia nyata tersebut sebanyak mungkin dapat menjelaskan tentang variasi
fenomena serta lokasi fenomena tersebut berada. Dunia nyata yang begitu luas
pada kenyataannya tidak mungkin diambil secara utuh menjadi sebuah data
spasial. Dengan demikian data spasial adalah sebuah gambaran sederhana dari
dunia nyata yang sebenarnya. Dalam system informasi geografis data spasial
tersebut dapat menggambarkan sebaran dan lokasi fenomena.
1. Digitasi
Proses
perolehan data spasial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu yang
paling dikenal adalah dengan cara digitasi. Proses digitasi akan mengubah obyek
titik, garis, atau poligon analog pada sebuah hard copy menjadi bentuk data
vektor digital.
Pada
awal perkembangan system informasi geografis, proses digitasi banyak dilakukan
dengan menggunakan meja digitasi atau sering pula dikenal dengan tablet
digitasi. Peta analog yang akan didigitasi diletakkan pada meja digitasi. Tanda
silang pada pointer meja digitasi digunakan untuk memandu mengarahkan digitasi.
Koordinat posisi pointer meja digitasi tersebut tercatat dan ditransfer ke dalam
komputer, untuk selanjutnya diolah menggunakan perangkat lunak sistem informasi
geografis seperti Arc Info. Sumber data analog yang didigitasi dapat berupa
peta ataupun foto udara. Dalam proses digitasi menggunakan meja digitasi ini,
ketepatan atau akurasi sangat ditentukan oleh ketelitian operator dalam
melakukan digitasi. Tingkat kesulitan yang diperoleh dengan menggunakan cara
ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan proses digitasi menggunakan
metode on-screen.
Proses
digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor komputer
dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis seperti
Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain. Data sumber yang akan
didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data
sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat scanner.
Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang mirip dengan hardcopy yang
disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif,
dan lain-lain. Data tersebut berujud file gambar raster yang dapat dilihat
dengan menggunakan berbagai perangkat lunak pengolah gambar. Pada perangkat
lunak sistem informasi geografis, data raster tersebut ditampilkan di layar
monitor sebagai layer raster. Data raster dijadikan latar belakang (backdrop)
dalam proses digitasi.
Digitasi
dilakukan dengan cara membentuk serangkaian titik atau garis menggunakan
pointer yang dikendalikan melalui mouse, pada layar komputer di sepanjang obyek
digitasi. Setiap obyek spasial dapat direkam sebagai layer-layer yang berbeda.
Misal, dari sebuah data raster peta administrasi terdapat fenomena jalan,
sungai, dan batas administrasi. Ketiga fenomena tersebut dalam proses digitasi
sebaiknya dipisahkan menjadi layer-layer jalan, sungai, dan administrasi,
sehingga masing-masing fenomena dapat dipisahkan sebagai file yang berdiri
sendiri.
2. Terestris
Perolehan
data spasial lain yang bersifat pengukuran terestrial sering dilakukan dengan
menggunakan theodolith. Pengukuran dengan menggunakan theodolith ini dapat
menghasilkan serangkaian data spasial berupa jarak, sudut, ketinggian relatif
serta posisi relatif dari sebuah obyek dengan obyek lainnya. Pemetaan kontur
untuk penggunaan tertentu seperti perencanaan jalan, pembangunan dam, gedung,
dan lain-lain sangat memerlukan metode pengukuran ini. Alat theodolith ini
memanfaatkan perangkat optis untuk pengambilan data. Dalam theodolith digital
yang saat ini banyak digunakan, posisi azimut dapat diketahui pada perangkat
digital yang terpasang.
3. Global Positioning
System
Hal
yang sama dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat GPS (global position system).
Perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat
penangkap sinyal (receiver) dari beberapa satelit GPS yang mengorbit di atas
lokasi survey. Panduan dari sinyal satelit GPS memberikan informasi lokasi
receiver GPS tersebut.
Berbagai
permasalahan sering muncul dengan perangkat bantu GPS ini seperti masalah
akurasi pengukuran. Keraguan sering muncul atas data yang didapatkan pada
receiver GPS. Hal ini berkaitan dengan jenis receiver GPS yang digunakan untuk
pengukuran, kondisi atmosferik, kondisi keterbukaan lokasi pengukuran,
topografi, dan lain-lain. Dalam kondisi tertentu nilai kesalahan yang ada dapat
ditolerir. Nilai kesalahan yang sering muncul ini sering dapat diminimalisir
dengan memaksimalkan pemilihan waktu pengambilan data yang tepat seperti dengan
memperhatikan kondisi cuaca atau atmosfer, penggunaan jenis receiver GPS yang
baik dan lain-lain.
4. Citra Penginderaan Jauh
Sejalan
dengan perkembangan teknologi penginderaan jauh, data spasial dapat diperoleh melalui
foto udara digital, citra satelit ataupun radar. Data spasial yang dihasilkan
dari metode ini berupa data raster. Informasi spasial berupa nilai piksel. Pada
citra satelit nilai piksel adalah gambaran nilai pantulan obyek di muka bumi
yang diterima sensor satelit. Setiap satelit memiliki variasi pemisahan panjang
gelombang tangkapan pantulan spektral (bandwidth).
Demikian
pula dalam kaitannya dengan resolusi spasialnya atau luasan wilayah yang
terrekam dalam satu piksel. Sebuah piksel pada citra satelit menggambarkan
nilai dominan pantulan obyek pada suatu luasan tertentu.
Disarikan dari :
Fotheringham. Stewart. A., Quantitative
Geography- Perspective on Spatial Data Analysis, SAGE Publication, London, 2005
10 komentar:
terima kasih atas informasi Data Spasial pada Sistem Informasi Geografisnya
jangan lupa kunjungi juga saya : https://sites.google.com/mahasiswa.atmaluhur.ac.id/adityawicaksono/beranda
Oh jadi data spasial itu banyak terbagi ya gan, lumayan gan artikelnya saya jadi lebih tau.
kunjungi website saya: https://detaekabrahma.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
dan website kampus saya : http//atmaluhur.ac.id
terimakasih atas informasi data spasial pada sistem informasinya tentang Geografisnya
kunjungi juga webside saya : https://sites.google.com/mahasiswa.atmaluhur.ac.id/erykurniawan/beranda
dan juga webside kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id/
Terimakasih gan. artikel ini sangat berguna dan bermanfaat. saya jadi mengerti tentang Perolehan Data Spasial SIG.
oh ya kunjungi website saya https://cristianyohanes.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat, sekarang saya mengerti struktur Data Spasial Sistem Informasi Geografis.
kunjungi juga website saya : https://restuputra.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
dan website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id
artikelnya sangat bantu sukses trus kak
jangan lupa kunjungi website saya dan kampus saya
https://didin.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
http://www.atmaluhur.ac.id
Oh jadi data spasial itu banyak terbagi ya gan, lumayan gan artikelnya saya jadi lebih tau.
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat, sekarang saya mengerti struktur Data Spasial Sistem Informasi Geografis.
jangan lupa kunjungi website saya dan kampus saya
https://jmarlinton.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
http://www.atmaluhur.ac.id
terimakasih artikel tentang data spasial pada SIG sangat bermanfaat dan menambah wawasan
https://tasyans.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
kampus : http://www.atmaluhur.ac.id
begini ya ternyata perolehan data spasial, terima kasih sangat membantu gan
Kunjungi website saya ya https://sabri.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
Website kampus saya
http://www.atmaluhur.ac.id
Penjelasan tentang data spasial yang rinci dan baik yang memberikan ilmu baru serta memotivasi saya untuk mempelajarinya lebih dalam lagi.
Terima kasih telah memberikan ilmu yang sangat berguna seperti ini semoga anda lebih bersemangat lagi dalam memberika ilmu yang bermanfaat lainnya.
Kita juga punya website loh kak
ini dia https://meong.mahasiswa.atmaluhur.ac.id .
Dan juga website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id .
Terima kasih kak :)
Posting Komentar